Jumat, 08 Juni 2012

Harapan Yang Kian Terabaikan

Sepi itu kian bersenandung di hatiku, betapa lelah ku arungi lembah penantian yang tak bertepi, dan belantara kesunyian kini ku rambah sendirian.

Berbulan-bulan kau tanamkan berjuta kekecewaan dalam bathin ku yang selalu resah, namun engkau tak pernah merasakan perasaan itu.
Harapanku kian terkikis oleh angan-angan yang di warnai rasa kecewa dan putus asa.

Harapan, impian, dan keputus asaan itu selalu bermain di hatiku. walau sebenarnya tak ku inginkan, namun perasaan itu datang dengan sendirinya, dan ternyata aku salah menempuh arah...

Dan kesalahan terbesarku adalah, ketika aku terlalu Mencintai dan Menyayangimu,.

Kesalahan boleh kau limpahkan kepadaku, karena semua itu sudah menjadi hak mu. Sebagai seorang lelaki, aku mengakui kelemahanku yang selalu menurutkan perasaan tanpa melandasinya dengan pertimbangan dan keadaan sebenarnya.

Dalam setiap hari-hari yang ku lalui, aku selalu teringat saat-saat kita bersama dalam mengarungi hari-hari kita. Namun kini, bayangan itu sangat menyiksaku...
Aku pun sadar, tak mungkin aku memaksakan gejolak hati ini kepada mu, yang hanya akan menghancurkan keakraban kita. Karena pada kenyataannya aku tau, bahwa engkau tidak mungkin akan menerimaku. Apa lagi bersedia dengan tulus dan ikhlas untuk mencintai dan menyayangiku...

Aku rela bila ini semua memang harus terjadi, mungkin memang inilah kenyataan yang harus aku terima dan aku hadapi di sisa akhir nafas dalam hidupku.

Dan mungkin juga benar bahwa, Tuhan memang ciptakan kita tidak untuk bersama...

Sekarang dan Selamanya.... .

Tidak ada komentar: